NEWS
DETAILS
Senin, 06 Apr 2020 11:04 - Honda Bikers Pekanbaru

Selama jeda kompetisi ini, Astra Honda Motor terus mendukung para pebalap dalam mempersiapkan diri hingga balapan dimulai lagi. Manajer Motorsports AHM berbicara seputar target pada setiap seri, dan ambisi untuk terus meningkatkan kemampuan pebalap demi meraih hasil terbaik, baik di Asia maupun Eropa.

Apa alasan di balik keputusan Astra Honda Motor untuk tidak mengirimkan pebalap pada putaran pertama ATC dan ARRC?
"Putaran pertama ATC maupun ARRC merupakan hal penting bagi AHRT. Dengan modal berbagai persiapan yang sudah dilakukan, serta semangat dan tekad kuat untuk memanfaatkan kesempatan, pebalap Astra Honda Racing Team siap mengharumkan nama bangsa di ajang balap internasional. Namun, keputusan sulit ini harus kami ambil dengan pertimbangan demi kebaikan bersama."

Bagaimana AHM membantu para pebalap untuk menghadapi situasi seperti ini?
"Sebenarnya, di hari biasa pun, ketika jeda atau tidak ada balapan, pebalap AHRT sudah terbiasa mengontrol kondisi masing-masing, dan harus selalu update. Menghadapi kondisi saat ini, kami lebih menekankan agar mereka selalu waspada. Di sisi lain, kami juga tetap menekankan kepada seluruh pebalap untuk tetap menjaga kebugaran, termasuk tetap latihan fisik di rumah masing-masing."

Apa fokus AHRT pada situasi ini?
"Situasi ini dihadapi oleh banyak pihak, termasuk kami. Tentu saja kami harus melakukan penyesuaian dengan rencana kami sebelumnya. Ini merupakan salah satu konsekuensi yang harus dihadapi dan sudah kami perhitungkan. Perusahaan, dalam hal ini PT Astra Honda Motor, mendukung penuh AHRT dengan segala kebijakannya. Saat ini, fokus utama kami adalah menjaga kondisi seluruh tim dan melewati semua ini dengan baik. Pada saatnya nanti, tim akan kembali berjuang untuk mewujudkan mimpi anak bangsa di arena balap internasional."

Bagaimanan Astra Honda Motor menghadapi tantangan baru di Asia maupun Eropa ketika kompetisi bergulir kembali? Apa yang menjadi target utama tim?
"Setelah melewati masalah ini dengan baik, kami akan kembali menghadapi tantangan untuk mewujudkan mimpi anak bangsa di arena balap internasional. Kami akan kembali berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia. Target kami adalah menjalani balapan yang dihadapi dengan semaksimal mungkin, dan meraih hasil terbaik di semua kejuaraan yang kami ikuti."

Astra Honda Racing Team tidak turun pada putaran pertama ARRC dan ATC tahun ini. Bagaimana hal tersebut akan memengaruhi rencana tim di kompetisi ini?
"Memang, kami harus melupakan poin awal yang cukup penting. Tetapi, itu bukan akhir segalanya. Kami akan berusaha untuk meraih hasil terbaik di semua sisa putaran yang ada. Semakin banyak kami memenangi balapan, semakin meningkat pula kemampuan pebalap AHRT, dan semakin besar peluang untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Semakin banyak podium yang kami raih, semakin sering pula kami mengharumkan nama Indonesia. Itu yang terpenting."

Di persaingan Asia Road Racing Championship, Rheza Dhanica Ahrens akan kembali membalap di kelas SS600, dan Irfan Ardiansyah akan mendampingi. Apa target bagi kedua pebalap ini?
"Rheza memasuki tahun kedua di kelas SS600, sementara Irfan yang sebelumnya tampil kompetitif di AP250 juga sudah punya pengalaman di SS600. Harapannya, Rheza dan Irfan bisa menunjukkan prestasi yang bagus pada musim 2020. Melihat persaingan yang ketat di kelas ini, kami berharap paling tidak mereka bisa bersaing di lima besar."


“Dengan tumbuh dan kuat di CEV, pebalap diharapkan bisa siap bersaing di Grand Prix.”


Sejak turut bersaing di kelas AP250 pada 2017, pebalap Astra Honda Racing Team keluar sebagai juara pada 2017 dan 2018, lalu berada di urutan kedua, ketiga, dan kelima pada 2019. Apa yang menjadi target Lucky Hendriansya, M Adenanta Putra, dan Herjun Atna Firdaus pada AP250 musim ini?
"Dengan modal motor yang sangat mendukung penampilan di kelas AP250, tentu kami ingin mempertahankan dominasi Honda CBR250RR sekaligus AHRT di kelas ini. Tiga pebalap muda potensial ini diharapkan bisa meneruskan sukses Gerry Salim yang menjadi juara pada 2017 dan Rheza Danica pada 2018, serta meneruskan tradisi AHRT sebagai juara umum tim sejak 2017 hingga 2019."

Adenanta dan Herjun akan bergabung di kelas AP250 setelah sebelumnya bersaing di Asia Talent Cup. Seberapa penting bagi AHM bahwa para pebalap baru yang bergabung di kompetisi ini sudah lebih dulu mendapatkan pengalaman bersaing di ATC.
"Tentu kami sangat berharap pengalaman Adenanta dan Herjun di ATC bisa membantu mereka untuk bisa meraih hasil terbaik di kelas AP250. Mereka sudah terbiasa balapan di berbagai sirkuit internasional, sekaligus merasakan ketatnya atmosfir balapan di ATC. Kami berharap, pengalaman itu bisa meningkatkan kesiapan skill maupun mental, yang akan membantu mereka bersinar di kelas AP250 musim 2020."

Bicara soal ATC 2020, Herjun Atna Firdaus akan kembali bersaing di kompetisi ini, bersama Azryan Dheyo Wahyumaniadi, Herlian Dandi, dan Fadillah Arbi Aditama. Apa yang Anda harapkan dari mereka pada musim ini?
"ATC adalah ajang pembinaan yang bagus. Itu sebabnya Astra Honda sudah mengirimkan pebalap ke ajang tersebut sejak awal adanya ATC, yaitu 2014. Tentu saja kami berharap anak-anak binaan kami bisa memaksimalkan peluang yang terbuka di ATC, yang akan memudahkan mereka menembus pintu balap dunia. Setidaknya, mereka bisa mengambil banyak pelajaran yang berharga bagi perkembangan mereka di masa depan. Begitu juga pada ATC 2020. Kami berharap mereka bisa beradaptasi dengan cepat, bisa menyerap ilmu dengan baik, dan bisa memberikan penampilan terbaik juga. Selain bagus untuk masa depan mereka di dunia balap, prestasi yang bagus juga akan membawa nama baik Indonesia di mata internasional."

Tahun 2020 akan menjadi musim kedua bagi Mario Suryo Aji bersaing di FIM CEV yang penuh tantangan. Apa target untuk Mario musim ini?
"Setelah masa adaptasi pada tahun pertama, Mario diharapkan mulai memasuki tahun prestasi di CEV pada musim ini. Prestasi yang bagus akan memudahkannya untuk sesegera mungkin memasuki arena Kejuaraan Dunia yang dicita-citakannya. Memang tidak akan mudah, mengingat persaingan di CEV sangatlah ketat. Tetapi, ini tantangan yang harus dihadapi Mario."

Dimas Ekky Pratama dan Andi Gilang akhirnya bersaing di World Championship, masing-masing pada 2019 dan 2020, setelah bergabung dengan Astra Honda dan bersaing di FIM CEV. Apakah ini merupakan jalan terbaik untuk sampai ke MotoGP?
"Sampai saat ini, kami masih meyakini bahwa CEV merupakan salah satu pintu gerbang terbaik untuk masuk ke Kejuaraan Dunia. Langkah itulah yang masih akan kami tempuh dalam proses pembinaan pebalap sebelum memasuki arena Grand Prix, seperti yang sudah dijalani Dimas dan Andi Gilang. Dari CEV, mereka bisa belajar mengenai banyak hal, seperti sirkuit, motor, persaingan ketat, serta suasana dan atmosfir balap yang sangat dekat dengan MotoGP. Dengan tumbuh dan kuat di CEV, pebalap diharapkan bisa siap bersaing di Grand Prix, seperti pebalap-pebalap dari negara lain yang bisa kompetitif."

Bagaimana perasaan Anda ketika melihat para pebalap muda Indonesia yang berkembang bersama Astra Honda Motor akhirnya berhasil menembus Kejuaraan Dunia?
"Tentu menjadi kebanggaan bagi saya pribadi maupun untuk Astra Honda, saat usaha keras kami untuk mewujudkan mimpi anak bangsa bisa terwujud. Di sisi lain, kami juga senang bisa turut berkontribusi dengan mengantarkan putra bangsa berjuang untuk mengharumkan nama negara di arena internasional."

Apa yang Anda harapkan dengan Andi Gilang, yang bersaing di Kejuaraan Dunia Moto2 musim ini?
"Kami berharap Andi Gilang bisa memanfaatkan kesempatan dengan memberikan penampilan terbaik. Usaha keras untuk meraih mimpi dijalani Andi Gilang sejak berumur 12 tahun bersama Astra Honda. Mimpi itu kini sudah ada di depan mata. Saatnya menunjukkan potensi dan kemampuan, untuk dirinya, orangtua, penggemar, dan bangsa Indonesia."

 

Sumber : Astra Honda Racing Team

RELATED
NEWS
TOP 5 NEWS
TWITTER
FACEBOOK